Ramai - Mahasiswa ilmu komunikasi penuhi seminar
jurnalistik bersama Grand Story di Auditorium Nuswantara FISIP.
(Sumber : dokumentasi panitia) |
Malang,Channel11.comm- Puaskan pengetahuan mahasiswa
mengenai produksi media cetak khususnya majalah, Grand Story Magazine bekerja sama
dengan jurusan ilmu komunikasi Universitas Brawijaya (UB) mengadakan seminar
jurnalistik hari ini, (12/02) di gedung Auditorium Nuswantara lantai 7 gedung B Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB.
FISIP UB menjadi kampus pertama yang menjadi kunjungan
Grand Story di luar Kota Surabaya, “Ini road show Grand Story goes to Campus perdana yang kami adakan di luar Surabaya,” ungkap Inez Putri selaku marketing executive Grand Story.
Dalam sambutannya, Inez menjelaskan
singkat mengenai apa itu Grand Story. Wanta berambut lurus ini menuturkan bahwa
Grand Story merupakan salah satu majalah tematik asal Surabaya yang terbit satu
bulan sekali serta mengangkat tema-tema unik di setiap
bulannya.
Dalam kuliah tamu yang berbalut seminar jurnalistik tersebut,
Grand
Story menghadirkan tiga pembicara,
yaitu Fazra .L.R. Heryanda selaku Editor
in Chief, Vita Kartika Cahyarani selaku Editor,
serta Niko selaku Media Reporter.
Fazra menyebutkan bahwa
persaingan media cetak dan online
media sangat pesat. Hal tersebut didukung dengan adanya survei yang dilakukan
oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) yang menyatakan
bahwa pada tahun 2016 lalu 50% masyarakat
Indonesia
telah mengakses internet, “Dari tingginya angka akses internet di Indonesia,
itu berdampak pada pergeseran
masyarakat dari media cetak ke media online
yang
menyebabkan banyak sekali perusahaan media cetak yang tutup baru-baru ini,” jelas
Fazra.
Hal itu menimbulkan ketakutan tersendiri bagi industri media
cetak khususnya majalah di Indonesia untuk gulung tikar. Namun Fazra membantah
apabila hal tersebut terjadi dalam waktu dekat ini, “Saat ini kita sedang
berada dalam masa peralihan dari media cetak ke media online, dan masa peralihan tersebut tidak akan berjalan sebentar,
oleh karena itu saya percaya bahwa industri media cetak lambat laun memang
akan tergantikan, tetapi tidak dalam
waktu dekat ini,” tegas perempuan berkerudung ini.
Tidak hanya berbicara
mengenai media cetak dan online saja,
pada kesempatan tersebut Grand Story
juga membeberkan rahasia dapur produksi majalah mulai dari pra wawancara hingga
terbit sebuah majalah.
“Dalam produksi
majalah, terdapat beberapa tahapan antara lain penugasan, pengumpulan,
evaluasi, penulisan, dan penyuntingan. Penugasan hingga evaluasi dilakukan oleh
media reporter, sedang penulisan
dilakukan oleh writer dan editing dikerjakan oleh seorang editor. Tidak sampai disitu, setelah
masuk editor, naskah atau berita akan diperiksa oleh editor
in chief terlebih dahulu sebelum
akhirnya naik cetak,”
ungkap Vita, editor Grand Story.
Niko, Media Reporter sekaligus fotografer Grand Story juga
membeberkan rahasia memperoleh foto jurnalistik yang mendukung berita.
Menurutnya, foto yang bagus adalah foto yang bercerita dan kaya akan makna. Ada
tiga poin penting, yakni foto sesuai dengan rundown
kejadian, menggambarkan aktivitas, serta mengandung nilai, “Kalau kita
mengambil foto, usahakan harus ada poin wide
angle, medium, dan close up-nya
yang mendukung tulisan yang kita buat,” pungkas Niko.
Di akhir seminar
jurnalistik, pihak Grand Story memberikan challange
kepada seluruh mahasiswa ilmu komunikasi UB untuk berkontribusi dengan menulis artikel yang bertemakan
konservasi lingkungan dan dikirim via email Grand Story. Challange tersebut
berhadiah voucher menginap di salah
satu hotel ternama di Surabaya. [lai]
0 Comments:
Post a Comment