Yono, saat berpose di depan Area Perkantoran Gedung Garuda City Center |
MALANG,
Channel11.COMM – “Jangan takut
untuk bermimpi dan memasang target panjang.” Itulah kalimat yang dituturkan
oleh Ilyasa Dwi Cahyono, salah satu Communite 2016 yang berhasil mewujudkan
mimpi dan target panjang yang ia susun sejak di bangku sekolah dasar. Bekerja
dan menjadi salah satu bagian dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia adalah
cita-cita pemuda asal Jakarta yang akrab dipanggil Yono ini. Untuk mewujudkan
impiannya, Yono selalu menanamkan pada dirinya sendiri untuk selalu yakin, gigih,
dan berani mengambil keputusan dalam mewujudkan apapun yang diimpikannya.
Sebab, tanpa adanya keyakinan, kegigihan, dan keberanian; suatu impian akan
sulit untuk digapainya.
Untuk
menembus sebuah maskapai bergengsi seperti Garuda Indonesia, tentunya Yono
tidak datang dengan membawa tangan kosong. Pengalaman berorganisasi dan jam
terbang yang dimiliki Yono merupakan modal penting yang membantunya berhasil
menembus perusahaan maskapai penerbangan bergengsi tersebut. Banyak sekali hal
yang didapat Yono saat ia magang di Garuda Indonesia. Selain mendapat
pengalaman kerja, Yono juga mengaku mendapat networking baru yang
tentunya akan sangat berguna bagi dirinya di kemudian hari. Ia benar-benar
memanfaatkan kesempatan magangnya ini agar tidak kembali dengan tangan kosong.
PT
Garuda Indonesia, yang kantor pusatnya berlokasi di Jalan M1, Area Perkantoran
Gedung Garuda City Center, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng ini
merupakan maskapai penerbangan nasional Indonesia. Perusahaan ini juga
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dimiliki Indonesia,
serta memiliki kurang lebih 51 kantor cabang yang tersebar hampir di seluruh
wilayah Indonesia. Maskapai penerbangan ini melayani 83 destinasi penerbangan
di seluruh dunia dengan jumlah penerbangan sebanyak 600 penerbangan per
harinya.
Selama
satu bulan menjadi Corporate Communication di Garuda Indonesia, Yono
sangat menikmati prosesnya, di antara lain bertemu dengan orang baru,
menghadapi berbagai pihak internal dan eksternal perusahaan, dan menjaga citra
positif perusahaan, sudah menjadi kewajiban baginya saat menjalani bidang
kehumasan. Ia jadi lebih memahami budaya kerja di suatu perusahaan. Tentunya,
hal-hal tersebut sangat membantu dirinya dalam mengasah pengalamannya di bidang
public relation, yang
kebetulan merupakan peminatan yang ia ambil di bangku perkuliahan.
Ada
hal unik yang dialami oleh Yono saat magang di Garuda Indonesia. Ia menuturkan
bahwa magang di Garuda Indonesia itu cukup santai untuk ukuran mahasiswa magang.
“Kerjanya selow sih,
bahkan cenderung cukup fleksibel bagi
mahasiswa magang, karena memang budaya kerja di sana sudah mengadopsi gaya-gaya
milenial gitu.” tutur
Yono. Dalam berhubungan antar staf di perusahaan dapat dibilang sangat
fleksibel. Pakaian yang dikenakan juga tidak terlalu formal. “Di sana itu enggak
ada keharusan memakai kemeja putih, celana kain, sepatu pantofel, dasi dan
lain-lain. Di sana, aku pakainya
kayak pakaian kuliah aja – yang penting berkerah dan bersepatu.” ucap Yono. Hal
tersebut cukup mematahkan stigma di kalangan mahasiswa saat ini yang menganggap
bahwa magang di perushaan bergengsi itu selalu berhubungan dengan kegiatan
formal dan penuh dengan tekanan.
Selain
berhasil magang di maskapai penerbangan bergengsi, ia juga berhasil mengukir
prestasi yang tak kalah membanggakan. Ia pernah mengikuti kompetisi MUN (Model
United Nations) di Belanda pada bulan April 2019. Di sana ia melakukan
simulasi sidang PBB dan menjadi delegasi Korea Selatan yang ditempatkan dalam
suatu council. Pada saat itu, Yono membahas tentang kebebasan
berekspresi di dalam sosial media dari perspektif negara yang ia wakili. Di sana
ia tidak hanya speech saja, namun ia juga dituntut untuk dapat berdebat,
bernegosiasi, dan berbagi ide-ide dengan peserta lainnya. Tentunya hal ini
memerlukan wawasan dunia internasional yang luas agar dapat berpartisipasi
dalam kompetisi ini. Untuk menyiapkan bahan yang akan disampaikan dalam forum,
Yono banyak melakukan riset di internet untuk mendapatkan data-data primer dan
sekunder.
Awal
mula ia mengikuti MUN ini dimulai dari ketertarikannya dengan isu-isu
internasional yang ada sehingga dia bergabung ke dalam organisasi UB MUN Club
pada semester empat. Bagi Yono, UB MUN Club merupakan organisasi yang cukup
unik, karena di Indonesia saja organisasi ini masih sangat jarang. Organisasi
ini menyeleksi kader-kader yang nantinya akan dikirim ke dalam ajang MUN
sendiri. Dari organisasi ini, Yono belajar banyak hal; dari bagaimana
berdiplomasi dengan baik, lebih peka dengan isu-isu internasional, dan belajar
untuk selalu berpikir kritis dalam menganalisa sesuatu.
Di
balik kesuksesan yang diraih Yono, tidak semuanya berjalan mulus dan lancar. Ia
kerap kali gagal dalam mendapatkan sesuatu. Namun, Yono memiliki pesan bagi
para Communite untuk cepat bangkit dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Ia
pun juga menegaskan bahwa kita harus yakin bahwa kesuksesan kita tidak datang
dari satu jalan saja, saat satu jalan itu tertutup, kita harus membuka jalan
lain sebagai pintu kesempatan kita dalam mendapatkan kesuksesan. “Pokoknya jangan mudah menyerah! Aku
pernah juga ingin sesuatu tapi enggak aku dapetin. Yang terpenting adalah bagaimana kita nge-build
up semangat kita dan bangkit dari keterpurukan itu dengan cari kegiatan
positif lain yang kalian suka untuk melampiaskannya,” pungkasnya.
Penulis:
M. Choirul Anam Ancah
Saskia Putri Jenifa
Penyunting: Adrian
David Leonardo
0 Comments:
Post a Comment