Malang – Official Account atau OA Line yang mengatasnamakan Universitas
Brawijaya, seperti Raja Brawijaya, OA BEM, LSO, LKM, dan lain sebagainya menuai
berbagai tanggapan dari banyak mahasiswa. Beberapa dari mereka menanggapi
secara positif, tetapi tak sedikit pula yang menanggapi secara negatif.
“Justru dengan adanya OA tersebut malah mempermalukan
mahasiswa, seperti pengecut,” ucap Mustafa, salah satu mahasiswa Jurusan
Psikologi. Menurutnya, mahasiswa seharusnya berani berbicara secara langsung,
bukan malah menyebarkan isu. Senada dengan Mustafa, Arist Ramadhan, mahasiswa
Ilmu Komunikasi, mengatakan bahwa penyampaian aspirasi melalui media sosial
seperti ini, kurang efektif. Lebih baik diskusi dan disampaikan secara
langsung. Hal ini bukannya menyelesaikan masalah, malah akan menambah
masalah-masalah baru.
Lain
halnya dengan Mustafa dan Arist, menurut Jasmine, salah satu mahasiswa Ilmu
Komunikasi, ia lebih setuju dengan adanya OA tersebut sebab dengan adanya OA
itu justru dapat menjadi ajang mahasiswa untuk mengeluarkan pendapatnya, karena
selama ini belum ada wadah yang dapat menampung aspirasi mahasiswa, jadi mereka
lebih memilih menggunakan OA line tersebut sebagai media.
Menanggapi hal tersebut, Fajar Surya,
selaku Presiden BEM FISIP 2016, mengatakan bahwa akun OA yang seperti itu ada
bagusnya, meskipun ketika kita membaca terkadang apa yang diberitakan secara
kontroversial. “Bagi orang-orang yang ingin mem-posting, itu adalah kebebasan mereka. Tapi alangkah baiknya ketika
ada pemberitaan apapun yang ingin ditampilkan itu di-filter terlebih dahulu, apalagi yang nantinya akan memberikan
dampak negatif atau kontroversial,” pungkas Fajar. (arl/bma/rey/rere)
0 Comments:
Post a Comment