Ojek online sebagai moda transportasi mahasiswa (sumber: Google) |
MALANG, Channel11.COMM ― Rektor Universitas Brawijaya, Nuhfil Hanani, kembali
mengizinkan ojek online masuk ke dalam
area UB per tanggal 8 April 2019. Kebijakan masuk wajib stiker dirasa belum
tepat sasaran. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor; perbedaan letak fakultas,
kesediaan fasilitas hingga teknis pelaksanaan kebijakan tersebut. Kebijakan
yang dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi kemacetan harus dievaluasi
kembali penerapannya.
Antara Kebijakan dengan
Keadaan
Channel11.COMM
mewawancarai Abdi Rafi Akmal, Communite 2017 yang aktif mengawal kebijakan
tersebut. Ia menilai bahwa kebijakan tersebut tidak tegas dalam pelaksanaannya.
Menurutnya, pemeriksaan kendaraan wajib berstiker hanya bertahan selama
beberapa minggu. Setelah itu, pemeriksaan oleh pihak keamanan juga mulai
berkurang. Terlebih, kebijakan stiker ini bukan untuk pertama kalinya. Kebijakan
ini sudah pernah diterapkan beberapa tahun yang lalu. Adanya kebijakan ini
seperti mengulang kesalahan yang sama tanpa adanya evaluasi yang terlaksana dan
tidak melihat kebutuhan mahasiswa dengan fasilitas yang ada.
Kebijakan ini meliputi penggantian mobilitas mahasiswa
yang menggunakan ojek online dengan shuttle bus. Namun, dalam pelaksanaannya
banyak kekurangan seperti keberangkatan bus yang tidak sesuai jadwal, jadwal
bus yang tidak cocok dengan jadwal mahasiswa, hingga beberapa fakultas yang
tidak dilewati oleh bus tersebut. Mahasiswa pun kesulitan memilih moda transportasi
untuk dapat keluar dari wilayah kampus. “Kalau dari cerita beberapa temen yang
biasa menggunakan ojol (ojek online) lalu ojol dilarang, mereka perginya doang
naik ojol, pulangnya keluar terus naik
angkot (angkutan kota), ada juga yang penting naik bus jadi berhenti di titik
penjemputan bus, ada juga yang akhirnya bareng teman yang membawa kendaraan,”
tutur Abdi.
Bagi mahasiswa yang tidak membawa kendaraan, naik shuttle bus, menumpang kendaraan teman, hingga
terpaksa jalan kaki sampai keluar dari area kampus menjadi pilihan. Kondisi ini
diperparah dengan kondisi jalan yang gelap sehingga rawan terjadi kejahatan. Apabila kebijakan ini bermaksud untuk
mengurangi kemacetan, nyatanya setelah diterapkannya kebijakan ini juga tidak
terjadi perubahan yang signifikan. Jika bermaksud untuk meningkatkan keamanan,
di FISIP sendiri, pelaku pencurian menggunakan pakaian yang serupa dengan
mahasiswa dalam beberapa kasus.
Absennya BEM FISIP
Kembali diperbolehkannya ojek online beroperasi dalam area UB tidak terlepas dari aksi yang
dilakukan Aliansi Mahasiswa Resah (Amarah) Brawijaya. Dalam aksinya, mereka
menuntut beberapa hal, termasuk kembali diperbolehkannya ojek beroperasi di
dalam area kampus hingga dialihfungsikannya beberapa fasilitas yang ada.
Pada aksi tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEM FISIP) absen dengan pertimbangan hasil kajian
internal yang dilakukan Kementerian Kajian
Aksi dan Strategi BEM FISIP. Salah satu alasannya adalah tata letak FISIP yang dekat
dengan drop zone sehingga pelarangan
ojek online tidak terlalu berpengaruh
bagi warga FISIP. Sikap tersebut juga dengan pertimbangan berbagai macam pihak
seperti dosen, tenaga pendidik, dan pihak keamanan FISIP. “Kalau kita lihat
sendiri juga tidak semua fakultas pada akhirnya ikut ada disana, itu sikap dari
BEM FISIP,” jelas Eldo Aditya, Presiden BEM FISIP.
Selama ini yang menjadi keluhan mahasiswa FISIP
terbatas pada kondisi terntu seperti saat hujan atau sulitnya melakukan
aktivitas pembelian makanan secara online.
Dalam membantu mewujudkan aspirasi dari mahasiswa fakultas lainnya, BEM FISIP
memberikan data terkait respon mahasiswa FISIP terhadap pelarangan ojek online tersebut.
Tanggapan Communite
Channel11.COMM menemui Johannes Prasetyo, Communite 2017.
Pria yang akrab disapa Jo ini merupakan salah satu mahasiswa yang menjadikan
ojek online sebagai moda transportasi
utama dalam aktivitas sehari-harinya. Hampir setiap Jo menggunakan ojek online untuk berangkat ke kampus. Dengan
adanya kebijakan stiker kendaraan yang memengaruhi keberadaan ojek online di area kampus, ia merasa tidak
terganggu karena tetap bisa menggunakan ojek online dari gerbang keluar terdekat.
Ia pun tidak pernah menggunakan fasilitas shuttle bus karena FISIP tidak dilewati
oleh bus tersebut. Sekarang, dengan adanya aksi protes dari Amarah Brawijaya
yang membuat ojek online dapat
kembali beroperasi di area kampus, ia merasa tidak terganggu dengan adanya drop off zone “Nggak keganggu sih
sebenernya. Malah, kayaknya,ya bagi
sebagian orang mungkin bagus ya. Jadi, nggak di semua titik ojek online bisa berhenti. Ada drop point tertentu biar nggak menambah
kemacetan di UB,” tutupnya. [hmd/ay]
Penulis:
Athaya Nadjla
Azzariaputrie
Halgi Mashalfi Degel
Penyunting:
Athaya Nadjla Azzariaputrie
numpang promo ya gan
ReplyDeletekami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*
Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
ReplyDeleteKesempatan Menang Lebih Besar,
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||