Home Tentang Kami Berita Feature Komtribusi Komspiratif E-Bulletin Advo Info Instagram Our Videos
image1 image2 image3

SELAMAT DATANG DI CHANNEL11.COMM|LAMAN RESMI HIMANIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA|KABINET KOLABORASI

Menapak Candradimuka di Negeri Sakura

Edeliya mewakili delegasi Indonesia dalam JENESYS 2018.

MALANG, Channel11.COMM Percaya diri, konsisten dalam usaha, dan doa adalah cara Edeliya Relanika Purwandi, Communite 2018, berhasil menggapai target dan impiannya. Edeliya pergi ke negeri sakura bersama dua belas delegasi yang mewakili Indonesia dalam JENESYS 2018. “Alhamdulillah, saya lolos seleksi dan saya menjadi delegasi termuda mewakili Indonesia. Delegasi terdiri dari dua belas orang, yaitu enam putra dan enam putri. Sebagian dari mereka adalah mahasiswa tahun ke-3 dan ada juga mahasiswa pascasarjana S2 (Magister),” ujar Edeliya.

JENESYS 2018 Inbound Program 23rd Batch Country: AMS + Timor Leste (Culture) Japan-ASEAN Student Conference diselenggarakan pada 19 Februari hingga 26 Februari 2019 oleh Pemerintah Jepang. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Jepang dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Edeliya menyatakan bahwa JENESYS 2018 merupakan konferensi pelajar yang aktif membahas persoalan di Asia Tenggara dan Jepang, seperti: Agrikultural, Energi Terbarukan, Mitigasi Bencana, Kesehatan, Isu Gender, dan Pemberdayaan Orang-Orang Usia Lanjut. “Jadi, dalam konferensi itu kami dibagi dalam enam grup. Peserta terdiri dari dua belas delegasi negara AS dan Jepang. Masing-masing delegasi itu pelajar, baik sarjana maupun  pascasarjana. Kami training selama tujuh hari di Tokyo dan China, kegiatan ini lebih berpusat di The University of Tokyo. Di sana kami melakukan lecturing dan  forum discussion group,” ujar Edeliya.

Edeliya bergabung dalam grup yang mengangkat isu gender di Asia Tenggara. Edeliya sebagai delegasi perwakilan Indonesia dalam grup tersebut mengangkat tema Bagaimana Ambivalensi Media Massa di Indonesia terhadap Perempuan. “Ketika kala itu masih hangat-hangatnya Kasus Vanesha Angel (VA) dan Agni UGM, jadi perempuan selalu di-blow up oleh media. Kesannya media itu sangat mengobjektivikasi perempuan yang mengakibatkan ketimpangan informasi antara korban dan pelaku, karena saya belajar ilmu komunikasi maka dari itu saya berusaha mencari studi kasus yang berkaitan dengan studi yang saya pelajari,” kata Edeliya.

 “Secara mengejutkan, teman-teman lain dari Asia Tenggara tidak merasa ada kasus yang serupa di negara nya karena mereka lebih concern terhadap kasus kehamilan muda, ketidaklayakan perempuan dalam menerima upah, dll.,” tambah Edeliya. Tema yang diangkat oleh Edeliya berhasil diapresiasi dan dibawa ke Sidang Utama Penutupan bersama Kementerian Luar Negeri Jepang.

Bukan hanya pengalaman berpartisipasi dalam sebuah konferensi, gadis asal Gresik ini mendapat pengalaman unik di Jepang. “Jepang itu unik, selain tata kota yang bersih dan rapi, fasilitas di sana nyaman dan menyenangkan. Toilet di Jepang itu ada musiknya. Abis itu, Jepang  juga menjual barang-barang unik dan lucu,” ujar Edeliya. Edeliya juga mengatakan bahwa orang Jepang memiliki jam kerja yang tinggi menjadi bukti kebudayaan orang Jepang memiliki sifat ulet dan pekerja keras. Meskipun orang Jepang memiliki rasa malu yang tinggi, orang Jepang memiliki gagasan yang cemerlang.

Edeliya memotivasi seluruh Communite agar tidak rendah diri dan komitmen tanggung jawab yang tinggi. “Kita harus percaya diri, terus berusaha dan berdoa. Tapi, jangan meninggalkan tugas dan tanggung jawab,” tutup Edeliya.


Penulis:
Faiz Hilal Ramadhani

Penyunting:
Adrian David Leonardo

Share this:

CONVERSATION

0 Comments:

Post a Comment