CALON REKTOR
– Calon pemimpin
Universitas Brawijaya periode 2018-2022
Sumber:
pilrek.ub.ac.id |
Malang, Channel11.COMM– Pesta demokrasi terbesar di
Universitas Brawijaya (UB) sedang berlangsung. Seleksi Pemilihan Rektor
(Pilrek) periode 2018-2022 dilaksanakan hingga 18 April 2018 mendatang. Setelah
diadakan pemilihan oleh senat pada Kamis (8/3), bakal calon rektor yang semula
terdiri dari empat calon mengerucut menjadi tiga calon. Senat sendiri terdiri
dari perwakilan dosen, mahasiswa, dan berbagai elemen di UB.
Dyan Rahmiati, Sekretaris Jurusan (Sekjur) Ilmu
Komunikasi UB, menturkan bahwa setiap orang pasti harapan dan keinginan yang
berbeda untuk rektor periode selanjutnya. Menurutnya, persoalan pemerataan
suara antar fakultas masih menjadi persoalan. Ia juga menyoroti masalah hibah dan pemenang
prestasi yang masih sering terabaikan.
"Kita ingin merasa terwakili. Karena kita dari ilmu sosial, kita perlu rektor yang punya kepedulian terhadap bidang ini agar semakin berkembang," ungkapnya.
Selain itu, untuk mengurusi universitas dibutuhkan pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan dan bisa memanajemen permasalahan. Ia juga mengapresiasi keempat calon yang memiliki track record dan pengalaman yang mumpuni.
Di sisi lain, Rudi Sandjaya, Kepala Biro Media dan Propaganda BEM FISIP UB, memiliki pendapat yang berbeda. Menurutnya, siapapun rektor yang
terpilih nantinya harus dapat bersikap profesional dan mendengar aspirasi mahasiswa.
"Rektor harus lebih bijak saat membuat kebijakan, khususnya saat menerima suara mahasiswa. Harus cepat tanggap serta peka terhadap isu-isu sosial," pungkas mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2015 ini.
"Rektor harus lebih bijak saat membuat kebijakan, khususnya saat menerima suara mahasiswa. Harus cepat tanggap serta peka terhadap isu-isu sosial," pungkas mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2015 ini.
Kevin Yolandri, Ketua Himpunan Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himanika) UB turut melontarkan harapannya untuk rektor periode berikutnya.
"Memiliki kepribadian yang terbuka merupakan hal wajib. Berjiwa pemimpin dan mampu menempatkan diri dalam setiap situasi dan kondisi juga merupakan kriteria terpenting, baik dengan pihak internal maupun eksternal kampus," ungkap mahasiswa semester empat ini.
Kevin juga berharap agar rektor terpilih dapat membawa dampak yang luas bagi jurusan ilmu komunikasi. “Semoga Rektor yang terpilih bisa lebih aware kalau fakultas di UB ini belum rata kemajuannya. Dibanding fakultas lain, FISIP masih jauh perkembangannya. Misal, gimana caranya menarik minat orang untuk masuk UB dan nggak cuma mau masuk ke fakultas tertentu aja, tapi mereka juga tertarik masuk Ilmu Komunikasi,” ujarnya.
Pelaksanaan Pemilihan Rektor ini juga dirasa masih
kurang, khususnya dalam promosi para calon. Kevin berpendapat, hal tersebut
dapat menjadi pembelajaran untuk Humas UB agar diperbaiki
dan menjadi catatan untuk pilrek ke depannya. Program seperti blusukan ke setiap
fakultas juga sangat disarankan olehnya guna menambah pengetahuan mahasiswa
terkait visi dan misi tiap calon agar lebih dikenal dibandingkan hanya dengan
keliling UB dan melakukan orasi di atas mobil.
"Meskipun mahasiswa tidak memiliki hak pilih, namun sudah merupakan kewajiban bagi pemimpin untuk dikenal oleh rakyatnya. Kami (mahasiswa) berhak untuk tahu siapa calon pemimpin kami," ungkap lelaki asal Jakarta ini.
"Meskipun mahasiswa tidak memiliki hak pilih, namun sudah merupakan kewajiban bagi pemimpin untuk dikenal oleh rakyatnya. Kami (mahasiswa) berhak untuk tahu siapa calon pemimpin kami," ungkap lelaki asal Jakarta ini.
Siapapun nanti yang terpilih, seluruh kalangan tentu menginginkan pemimpin yang bisa membawa UB menjadi universitas terbaik. Semoga slogan "UB memilih yang Terbaik dengan Hati Nurani" tidak hanya menjadi kata-kata semata agar gaung "Join UB be the best" bisa benar-benar terwujud, ya! [dim/zir]
Penulis :
Balqis Fauzira Adawinsa Putri
Balqis Fauzira Adawinsa Putri
Dimas Aulia Pratama
Penyunting :
Latifah Hanum Khairunnisa
0 Comments:
Post a Comment