Latifah Hanum Khairunnisa, Communite 2017 yang berkesempatan mengikuti
Euro Model United Nations (EuroMUN) di Belanda.
MALANG, Channel11.COMM
– Experience is
a life-time knowledge. Hal ini lah
yang dirasakan oleh Latifah Hanum Khairunnisa, Communite 2017, yang berhasil
menjadi delegasi resmi Universitas Brawijaya untuk Euro Model United Nations
(EuroMUN) 2018 di Maastricht, Belanda.
Model United Nations (MUN) sendiri merupakan perlombaan
simulasi sidang PBB. Peserta akan menjadi delegasi dari suatu negara yang akan
ditempatkan di suatu council atau
dewan berdasarkan dewan-dewan yang ada di PBB. Kegiatan yang dilakukan pun
persis seperti sidang PBB yang sebenarnya. Delegasi akan mendiskusikan suatu
topik berdasarkan dewan yang dipilih, berdebat, bernegosiasi, hingg membentuk
suatu solusi.
”Kita
bisa jadi seorang delegasi dari negara lain, negaranya belum tentu Indonesia lho.
Kamu bisa jadi perwakilan negara Azerbaijan atau bahkan Afrika Selatan, yang
bakal ditentuin sama komite di sana. Kamu bakal ditempatkan di satu council, seperti
UNICEF, UNHRC, UN WOMAN, UNSC, atau council lain yang ada di
PBB. Kamu bakal speech, debat,
sharing ide sama delegasi-delegasi lain yang nantinya akan bikin solusi juga untuk masalah yang
didiskusikan,” ujar Nisa.
Awal ketertarikan mengikuti MUN sudah dirasakan Nisa sejak masih di bangku SMA. Dengan latar belakang yang awalnya ingin menjadi mahasiswa Hubungan Internasional, ia sangat berantusias dalam mengikuti MUN. “Awalnya pengen banget masuk jurusan Hubungan Internasional dan masih ingin belajar berdiplomasi. Ternyata setelah ikut MUN, aku jadi dapat banyak relasi dari berbagai negara. Bisa sharing ilmu
dan budaya dengan berbagai orang, dan yang
paling aku senang aku bisa
mengembangkan critical thinking skill,” ungkap gadis berkacamata itu.
Bagi Nisa, ada tantangan tersendiri dalam mengikuti MUN.
Meskipun EuroMUN 2018 bukan pengalaman pertamanya, Nisa mengaku bahwa EuroMUN
memiliki pengalaman yang paling berkesan.
“Untuk EuroMUN, meskipun capek, aku jadi punya banyak kenalan, menambah skill
berpikir kritis juga. Terus melatih public
speaking, presentasi ide dan solusi, melatih kepercayaan diri, dan juga skill negosiasi dengan orang-orang.
Selain itu, aku jadi punya banyak teman yang open minded. Researching
skill juga dilatih, aku belajar mengumpulkan sumber dari jurnal, artikel terbaru, dan belajar membuat argumentasi dalam waktu singkat tapi harus bias dapat semuanya. Terus belajarnya harus detail karena kalau ada pertanyaan jangan sampai bingung jawab apa. MUN can be really harsh. Selama kamu suka dan berniat menambah pengalaman dan mencoba hal baru, nggak apa-apa dan itu bias jadi poin plus,” cerita Communite berambut hitam ini dengan antusias.
Menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi yang mau berusaha hingga akhirnya mendapatkan kesempatan mewakili
Universitas Brawijaya di ajang internasional merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi Nisa. “Jangan menunda waktu dan takut ambil kesempatan. Selagi kesempatannya ada, mampu, suka dan bisa, buktiin aja!”, serunya.
Penulis:
Thassya Permata A.
Brigitta Aurelia Handayani
Faiz Hilal Ramadhani
Penyunting:
Audrey Tiara Faddila
0 Comments:
Post a Comment