Home Tentang Kami Berita Feature Komtribusi Komspiratif E-Bulletin Advo Info Instagram Our Videos
image1 image2 image3

SELAMAT DATANG DI CHANNEL11.COMM|LAMAN RESMI HIMANIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA|KABINET KOLABORASI

Kilas Balik Drama KRS, Mulai dari Penundaan Pemrograman hingga Kelas Habis


SIAM yang gagal untuk diakses (Sumber : siam.ub.ac.id)

Malang, Channel11.comm- Masa pelaksanaan daftar ulang akademik atau pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) online memang sudah lewat beberapa waktu lalu, tepatnya pada tanggal (25/1) kemarin nih, communite. Akan tetapi, imbas dari KRS masih terasa hingga saat ini. 

Channel11comm telah mewawancarai Anikki Reynara, Ketua Divisi Advokasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himanika), dan merangkum beberapa kendala selama pemrograman KRS yang dimulai sejak (15/1) tersebut.

Apa aja itu? Check it out!

1.      Gangguan saat mengisi biodata

Ketika sudah selesai mengisi biodata di website SIAM dan sudah disimpan, halaman tampilan kembali lagi seperti sebelum saat diisi dan masih kosong.

“Ketika biodata sudah diisi dan disimpan, saat dilihat kembali ke menu awal dan data yang kita isi tidak tersimpan di database,” ujar pria kelahiran 1997 ini.

Gimana communite, apakah kalian juga mengalaminya?  


2.      SIAM sempat down

Ternyata server dan web SIAM sempat tidak bisa diakses, loh. Kira-kira kenapa, ya?

Anikki mengungkapkan hal tersebut dikarenakan kelebihan kapasitas, “Banyaknya mahasiswa yang mengakses menyebabkan web menjadi over load,” jelasnya.

Ya wajar aja sih keberatan, lah wong yang membuka SIAM ribuan orang! Jadi mohon bersabar, ya!

3.      Pemrograman KRS ditunda

Akibat kejadian kelebihan pengakses yang menyebabkan server down tadi, pengisian KRS jadi ditunda selama dua hari. Awalnya terjadwal pada Senin (15/01), diundur menjadi hari Rabu (17/01).

Wah, cukup merisaukan juga, ya. Semoga semester depan gak ada lagi deh kejadian penundaan seperti ini!

4.      Belum membayar UKT sudah bisa memproses KRS

Ada kasus unik nih, communite. Meskipun mahasiswa bersangkutan belum membayar UKT, tetapi ketika ia melihat SIAM-nya, statusnya sudah terdaftar dan bisa memprogram KRS. 

Beruntung, ya! Semoga admin Channel11.comm ngalamin juga di semester depan. Hehe. 

Coba semua mahasiswa seperti itu, bisa bangkrut UB, guys.

5.        Kurangnya sosialisasi untuk mengambil skripsi

Menurut Anikki, seharusnya mahasiswa semester enam direkomendasikan untuk mengambil skripsi di semester tersebut. Namun, banyak mahasiswa semester enam yang merasa belum siap dan malah memperbanyak Satuan Kredit Semster (SKS)-nya dengan mengambil mata kuliah pilihan. Padahal seharusnya mata kuliah tersebut diperuntukkan bagi mahasiswa semester dua dan empat.

“Ini ada sedikit miss komunikasi antara jurusan dan mahasiswa semester enam. Kalau dilihat, banyak mahasiswa yang SKS-nya cukup untuk mengambil skripsi, tetapi mereka belum mengambil dengan alasan belum siap. Pihak jurusan juga terlambat bilang ke mahasiswa semester enam untuk mengambil skripsi sehingga mereka bergerak berdasarkan kemauannya aja,” pungkasnya.

6.              Kelas penuh dan habis

Banyaknya mahasiswa semester atas yang mengambil mata kuliah di kelas semester bawah menyebabkan kelas untuk mahasiswa semester bawah seperti semester dua dan empat menjadi habis nih, guys. Kelas yang awalnya diperkirakan akan mencukupi kebutuhan, ternyata tidak sanggup untuk menampung seluruh mahasiswa. Hal tersebut menyebabkan mereka kebagian kelas, terutama mata kuliah pilihan. Oleh sebab itu, pihak akademik membuka beberapa kelas baru.

“Situasi saat itu tidak terkendali, meskipun banyak kelas sudah dibuka. Syukurnya semua bisa tertangani oleh pihak jurusan,” ungkapnya.

Walau muncul berbagai masalah, Anikki mengapresiasi langkah dari pihak jurusan yang bekerja dengan baik. Ia mengungkapkan bahwa pihak jurusan begitu cepat tanggap dan responsif.

“Terbukti dari ketika kelas penuh dan diadukan oleh (divisi) advokasi, pihak jurusan langsung bergerak cepat dengan membuka kelas baru dan menambah kuota di kelas tertentu yang tidak bisa dibuka kelas barunya,” puji pria asal Bekasi ini.

Anikki berharap, semester depan tidak terjadi lagi hal-hal seperti ini. Diperlukan koordinasi antara mahasiswa, divisi advokasi, dan pihak jurusan. 

Ia juga menyarankan agar seluruh mahasiswa menjalin komunikasi yang baik dengan dosen pembimbing akademik (PA) agar tidak terjadi kesalahan. “Dosen PA jadi mengerti dan tahu apa tujuan mahasiswa mengambil mata kuliah tersebut. Jangan takut, jangan males. Dosen PA bisa memberi saran terbaik bagi kalian,” jelas mahasiswa berkacamata ini.

Nah, itu tadi permasalahan KRS yang sudah dicatat oleh Channel11.comm. Kita berdoa aja ya, semoga semester depan gak bermasalah dan lebih baik dari semester ini tentunya! 

Jangan lupa juga, buat semua communite untuk ngumpulin KRS dan KHS offline ke bagian akademik jurusan di lantai 3 hingga tanggal 16 Februari 2018. Jangan sampai kelupaan, lho! Untung diingetin, ya. Bilang makasih, jangan? (rey)


Share this:

CONVERSATION

0 Comments:

Post a Comment