Home Tentang Kami Berita Feature Komtribusi Komspiratif E-Bulletin Advo Info Instagram Our Videos
image1 image2 image3

SELAMAT DATANG DI CHANNEL11.COMM|LAMAN RESMI HIMANIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA|KABINET KOLABORASI

Hasil Manis dari Berbisnis

Usaha milik Communite


MALANG, Channel11.COMM ― Memulai sebuah usaha, khususnya bagi mahasiswa perantau, bukanlah hal yang mudah. Keinginan untuk tidak lagi meminta uang kepada orang tua dan meningkatkan potensi diri kerap kali menjadi alasan. Banyak mahasiswa yang mencoba peruntungan membuka bisnis di tanah perantauan, seperti dua Communite yang ditemui oleh Channel11.COMM.

Bincang Intensif dengan Kopi

Channel11.COMM  mewawancarai Dimas Almufarid, Communite 2016. Mahasiswa perantau yang berasal dari Jakarta ini merupakan satu dari lima pendiri Intense Coffee. Kedai kopi ini berdiri sejak pertengahan 2018 lalu. Usaha yang ia dirikan bersama teman-temannya ini merupakan salah satu pioneer usaha kedai kopi di Malang.

Ide nama Intense Coffee muncul setelah ia beserta tim pendiri Intense berbincang-bincang dengan personil Makna Creative, sebuah laboratorium kreatif di Jakarta, Jordy Yohanes dan Ernanda Putra. “Di akhir kita ngobrol, tuh, mereka ngomong ‘stay intense, ya’. Tiba-tiba nyangkut, tuh, kata ‘intense’ di kepala kita,” ucap mahasiswa yang akrab dipanggil Dimas ini.

Konsep awal dari usahanya ini adalah keinginannya agar para pelanggan Intense Coffee tidak hanya membeli kopi, tetapi juga saling bertukar pikiran dan berbincang secara intensif. “Sebenarnya, ide ini terinspirasi dari Klinik Kopi di Jogja,” ujarnya.

Ia mengaku tidak pernah berpikir untuk membuka usaha. Awalnya, usaha ini dilakukan utuk menghilangkan gabut (bosan), namun, seiring berjalannya waktu, usahanya ini cukup menjanjikan keuntungan.

“Daripada part time, kenapa nggak bikin (usaha) sendiri? Toh, kalau ada hasilnya, yang puas kita sendiri,” akunya saat ditanya motivasi terkait membuka usaha.

Dalam menjalankan usaha, tentu ada kendala selama eksekusinya. Dimas mengaku tidak ada kendala internal, karena bisnis ini dilakukan bersama dengan teman-temannya. Perihal pembagian waktu, ia mengaku harus membuat prioritas antara kuliah, organisasi, dan usahanya ini. Kendala eksternal lah yang diakuinya menyulitkan di awal berdirinya usaha ini. Persoalan harga membuat ia kesulitan mencari kuli bangunan yang akan merenovasi bangunan yang terletak di Jalan Kalpataru tersebut.

Ketatnya persaingan usaha kedai kopi di Malang dirasa menjadi kendala sekaligus motivasi tersendiri bagi Dimas. “Bangga bergerak di bidang kopi dan juga sedikit termotivasi karena saingannya yang jadi banyak,” pungkasnya.

Menurutnya, selain untuk mendapatkan uang tambahan, membuka usaha adalah langkah yang baik untuk mengasah diri. “Buka usaha, tuh, jalan paling besar untuk cari uang sendiri daripada kerja,” tuturnya, “Kita bisa mengasah diri kita dari nol.”

Untuk seorang wirusahawan yang bergerak di bidang kopi, Dimas menganggap bertemu dengan banyak orang, terutama petani kopi dan belajar tentang kopi ke daerah lain, sebagai sebuah pembelajaran. “Pelajaran yang aku ambil dari nol itu bener-bener banyak,” katanya, “Itu banyak banget pengalamannya dan akan sangat berguna, sih,” pungkasnya.

Dimas berpesan untuk mereka yang ingin membuka usaha, terutama mahasiswa perantau, agar jangan takut mengambil langkah. “Kalau kebanyakan mikir, malah nggak bakal jalan,” tutupnya.

Berawal dari Keresahan Diri

Usaha di bidang lainnya dilakukan oleh Jovanca Manggala Paramananda, Communite 2016.  Jovan, begitu panggilan akrabnya, memulai usaha di bidang kreatif karena keresahannya terhadap diri sendiri. “Udah 20 tahun nih aku. Nah aku, tuh, bisa apa, sih? Masa cuma kuliah, balik, nongkrong, kan kurang impact lah terhadap diri aku sendiri,” akunya.

Berangkat dari keinginan untuk melakukan sesuatu yang memiliki dampak baik terhadap dirinya, ia memutuskan untuk mendirikan Visuale. Usaha yang didirikan pada akhir tahun 2018 ini menghasilkan output berupa videografi, fotografi, desain, dan motion graphic animation.

Nama Visuale diambil dari singkatan visual experience. “Jadi, kita pengen experience ke klien-klien kita tentang meningkatkan arti visual, tuh, seperti apa, sih,” tuturnya menjelaskan arti nama Visuale. “Kita bisa ningkatin eksplorasi kita di bidang visual masing-masing,” lanjutnya.

Pada awal berdirinya Visuale, Jovan dan timnya hanya menerima projek berupa tugas dari teman-temannya. Sekarang, ia sudah mulai mendapat klien yang cukup besar. Ia mengaku dapat menyelesaikan minimal satu projek dalam sebulan. Salah satu projek besar yang pernah diterimanya adalah pembuatan vidio company profile dan konten kreatif untuk sebuah kedai kopi.

Seperti pengusaha lainnya, Jovan pun mengalami beberapa kendala, baik dari dalam maupun luar tim Visuale. Konsep dari klien yang belum matang untuk suatu projek dan lamanya pengambilan gambar untuk projek motion graphic animation menjadi kendala eksternal untuk bisnis ini.

“Dari internalnya?,” ucap Jovan memastikan pertanyaan yang diajukan oleh Channel11.COMM. Bekerja dalam tim juga terkadang menjadi kendala internal karena banyaknya ide yang tumpang tindih. “Perang antar ide pasti ada. Dinamika di internal pasti ada,” ucap pria berkacamata ini.

Walaupun kendala setiap projek berbeda-beda, namun ia dan timnya mampu mengatasinya dengan mencari cara untuk menyatukan pikiran. Setiap akhir pekan, tim Visuale berkumpul untuk melakukan brainstorming yang menghasilkan ide projek.“Kita bawain lagi gimana cara nge-solve  problem ini jadi satu pemikiran,” tuturnya.

Jovan berharap dapat menyelesaikan urusan akademiknya dengan baik dan memperluas usahanya. Ia menjadikan Visuale sebagai learning process dalam bernegosiasi dan berkomunikasi dengan klien. Pria asal Kediri ini berpesan kepada mahasiswa yang ingin memulai usaha untuk tidak takut dalam memulainya karena ia yakin ketakutan tersebut, pada akhirnya, pasti akan terjadi. Menurutnya, memulai sebuah bisnis seharusnya dimulai dari langkah-langkah kecil, seperti membuat akun Instagram dan nama produk. “Kalo kita nggak ngerealisasiin, ketakukan kita nggak bakal terjadi, tapi mimpi kita juga nggak akan terjadi,” tutupnya. [leo/ay]


Penulis:
Adrian David Leonardo
Athaya Nadjla Azzariaputrie

Penyunting:
Athaya Nadjla Azzariaputrie

Share this:

CONVERSATION

1 Comments:

  1. numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    ReplyDelete