Home Tentang Kami Berita Feature Komtribusi Komspiratif E-Bulletin Advo Info Instagram Our Videos
image1 image2 image3

SELAMAT DATANG DI CHANNEL11.COMM|LAMAN RESMI HIMANIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA|KABINET KOLABORASI

KASUS PELECEHAN SEKSUAL DI KAMPUS: KORBAN = PELAKU?


Pelecehan seksual kerap kali terjadi di lingkungan kampus

MALANG, Channel11.COMM Baru-baru ini kembali marak kasus pelecehan dan kekerasan seksual di kampus. Beberapa kasus tentang isu ini telah menghiasi headline berita di tanah air. Salah satu kasus pelecehan seksual yang sempat menggemparkan adalah kasus pemerkosaan yang terjadi terhadap Agni, mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM), ketika sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata di Maluku. Kampus yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi mahasiswa, kini menimbulkan rasa was-was juga bagi warga kampus dan pihak luar kampus. Predikat kampus sebagai tempat untuk menimba ilmu seakan menjadi abu-abu.

Thalita Heidenrich, Communite 2018, memberi tanggapannya terkait pelecehan dan kekerasan seksual di kampus. Menurutnya, sexual harrasment masih dianggap remeh di Indonesia. “Not many people are aware about sexual harrasment,” katanya.

Sependapat dengan Thalita, Faiz Hilal, Communite 2018, beranggapan pihak media seakan menyudutkan dan menyalahkan korban, bukan pelakunya. “Perempuan selalu menjadi target utama dan selalu dijadikan korban sekaligus pelaku, di saat yang bersamaan,” pungkas laki-laki ini.

Keduanya beranggapan bahwa korban sexual harrasment, siapapun itu, seharusnya speak up. Faiz beropini bahwa pihak perempuan (korban) tidak boleh terlalu memosisikan diri sebagai yang paling lemah. Dalam kasus seperti ini, tindakan untuk speak up adalah bentuk perlawanan terhadap pelaku.

Thalita mengaku sering mendapat catcall dari orang-orang sekitar, dan hal ini berdampak pada dirinya sendiri. Efeknya ia menjadi takut untuk bepergian seorang diri. “Aku sempet juga di-catcall di sini (Gazebo Belakang FISIP), jadinya aku takut dan harus ditemenin kalau ke Gazebo belakang,” akunya.

Yuyun Agus Riyani, dosen Gender dan Media di Ilmu Komunikasi FISIP UB, mengatakan apabila kita merasa takut apabila mengalami tindakan pelecehan seksual, justru budaya tersebut akan terus diperbolehkan. “Menurut saya, harus dimulai dari sistem masyarakat dan budaya kita, dan dari kedua belah pihak sama-sama tidak boleh melakukan tindakan pelecehan,” ungkapnya.

Menurutnya, dalam tindakan pelecehan tidak boleh menganggap pihak lain boleh digoda maupun menggoda. Apabila kita memperbolehkan tindakan pelecehan tersebut itu artinya kita meletakkan orang lain lebih rendah dari kita sehingga orang tersebut dijadikan objek.

Hampir dalam setiap kasus pelecehan seksual, victim blaming sering kali dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengetahui fakta yang sebenarnya. Pembenaran terhadap suatu hal yang salah juga sering kali terjadi. Korban sering kali disalahkan masyarakat, yang mana secara tidak langsung budaya “menyalahi korban” ini sudah mendarah daging.
Yuyun juga berpendapat bahwa victim blaming merupakan bagian kekerasan yang harus kita perangi. Menurutnya, victim is victim. “Korban adalah seseorang yang sudah seharusnya mendapat perlindungan dan hak atas rasa nyaman dan aman, bukannya malah disalahkan,” ucapnya.
Ia juga menganggap belum ada penindakan serius dari pihak berwenang terkait kasus pelecehan seksual. Menurutnya, kasus semacam ini tidak disamakan dengan kasus kriminalitas yang lain seperti kekerasan atau pembunuhan yang memiliki saksi mata, atau bahkan bukti fisik. Namun, berbeda dengan kasus pemerkosaan, misalnya, yang tidak memiliki bukti yang dapat dibuktikan secara gamblang.
Menurut Yuyun, kasus pelecehan dan kekerasan seksual harus lebih dipertegas undang-undangnya, “Agar kasus semacam ini kemudian mendapatkan penanganan yang serius dan perhatian yang sama seriusnya  dengan kasus-kasus kekerasan yang lain,” tutupnya. [leo/nad]
Penulis:
Nada Salsabila
Adrian David Leonardo
Penyunting:
Athaya Nadjla Azzariaputrie





Share this:

CONVERSATION

2 Comments:

  1. numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    ReplyDelete
  2. Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
    Kesempatan Menang Lebih Besar,
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    ReplyDelete